Salah satu Indie gigs yang menjadi favorit gue adalah An Intimacy. Gua gak tau gigs tersebut udah mulai dari jaman kapan. Pas datang di acara itu, tiba-tiba udah Volume 5 aja. Dan ternyata ada kesan yang beda. Gak tau kenapa, An Intimacy punya kesan yang tidak bisa dijelaskan. Tapi jadi alasan kuat kenapa gua harus datang ke volume-volume berikutnya. An Intimacy menjanjikan sebuah Gigs rasa Indie original. Ibarat mie instant yang menjanjikan rasa soto yang lengkap dengan bubuk koya dan rasa asam jeruk nipisnya. Rasa nya Soto banget! (ini apa sih?!!!!).
![]() |
Photo by Upi / Padapanik.com |
Sayangnya niat baik menonton FRAU tidak semudah menonton gigs lainnya. Sempat kesal karena salah seorang teman untuk meliput hari itu telat datang, dari rencana berangkat setengah 6 sore akhirnya berangkat jam 7 malam. Dan setelah sampai, Kondisi parkiran Lou Belle Shop (TKP) penuh hingga ke pinggir jalan raya. Tidak mau menunggu, akhirnya kami mencoba untuk mencari alternatif parkiran beberapa puluh meter dari Lou belle.
Dan setelah sampai di Lou belle, Benar saja! Beberapa pengunjung berdiri di depan dan sebuah tulisan tertempel di pintu bertuliskan "Our venue is full. So Sorry, Guys. Thank you for your patience" Beberapa pengunjung masih berharap bisa masuk. Jadi sistemnya, Pengunjung yang diluar bisa masuk ketika ada pengunjung dari dalam yang keluar. Misalnya yang keluar 2 orang. Pengunjung boleh masuk 2 orang. Ini udah kayak pergantian pemain di pertandingan sepak bola.
Sedang asik mengantri masuk (dan saat itu pengunjung yang datang semakin banyak), Seorang panitia datang dari pintu luar menggunakan kaos bertuliskan "An Intimacy" dengan penuh keringat dan muka yang memerah. Bukan, bukan karena malu, tapi karena kepanasan. Dia menjelaskan dengan begitu panik dan merasa bersalah. "Sorry temen-temen, di dalem udah penuh banget! Jadi kita minta maaf gak bisa ada yang masuk lagi". Sepertinya ada salah koordinasi dengan panitia yang sejak tadi mengatur kita untuk antri menunggu pengunjung yang keluar. Secara tidak langsung menyuruh kita untuk pulang aja dan meminta untuk gak usah antri. Padahal antri saat itu sangat tenang, Pengunjung yang ada di luar bahkan cuek tidak merasa menunggu lama. Saat itu, Heals (Band yang tampil sebelum Frau) sudah terdengar on stage dari tadi. Dengan begitu, para pengunjung yang diluar bisa dipastikan hanya menunggu untuk menonton FRAU daritadi.
Dan setelah menunggu sekitar 20 menit, Akhirnya gue bisa masuk ke dalam venue. Memang sangat terasa panas dan sesak. Penuh sekali malam itu, bahkan gue sama sekali gak bisa ngelihat apa yang ada di depan. Yang gue tau, saat itu Oscar sedang di pasang oleh para kru FRAU. Dan sambil menunggu, seperti biasa ada kuis dari MC. Selain itu, ada pengumuman bahwa mereka menjual Poster An Intimacy vol.6 dengan tanda tangan para penampil hari itu dengan hanya 15 ribu rupiah. GILA! Gue harus beli!!
Penonton mulai tepuk tangan, Tandanya Mbak Leilani sudah ada di balik Keyboard kesayangannya. Tidak banyak menyapa, lagu Something more mulai dibawakan. Sayang sekali saat itu pandangan gue masih sampai kepala orang lain, sama sekali tidak bisa melihat FRAU. Selain menikmati audio yang terdengar, gue juga tertarik memperhatikan bule-bule yang saat itu ikut menonton. Kelihatannya panas dan pengap yang ada di ruangan saat itu tidak menyulitkan mereka yang biasa berpanas-panasan di Sauna. Melihat ekspresi kagum mereka terhadap FRAU bikin gua ikut-ikutan bangga. Pasti bule-bule itu mikir "Anjir, enakeun yah, Musiknya kayak di kampung urang".
Water, Mr. Wolf dan beberapa lagu lain akhirnya dibawakan kembali. Mbak Leilani sepertinya sedikit nervous. Iya sebelumnya bilang kalau ia sangat senang dengan anak muda Bandung yang selalu support musik lokal khususnya Indie. Setelah menunggu, tibalah lagu terakhir. "Mesin Penenun Hujan" gak tau kenapa, lagu ini bisa gue bilang sebagai lagu pamungkas nya Frau. Musik dan Lirik kayak di bertemu dengan tuannya. Semuanya pas dan tidak berlebihan. Beberapa pengunjung masih bernyanyi malu-malu, tapi tidak mau bersuara lebih keras. Mendengarkan Frau secara Live dengan diam menikmatinya adalah momen yang langka di Bandung.
Dan pertunjukan berakhir, Beberapa penonton saat itu berusaha bertemu langsung dengan mbak Leilani untuk meminta tanda tangan di CD yang mereka bawa dari rumah. Gue sendiri mencari poster yang daritadi dijual namun ternyata sudah sold out. An Intimacy hari itu masih sama, berkesan dan dirindukan. Vol. 7 harus datang jam 3 sore! Sedikit berjanji pada diri sendiri untuk tidak melewatkan momen penting seperti ini.
Nah, ini postingan blog gue yang baru akhirnya ada juga. Terakhir gue nge post tuh 30 Desember 2013 (itu juga karena tugas kuliah). Dan sekarang sudah Februari 2015. Sudah terlalu lama~
Mungkin blog gue kedepannya bakal banyak bercerita tentang pengalaman gue nonton indie gigs atau tentang pendapat gue yang sok tau. Semoga dengan aktivitas baru gue ini bisa jadi bahan untuk terus aktif kembali di dunia blog.
Oh iya, sebelumnya gue juga nulis tentang An Intimacy Vol.6 di sini : http://www.padapanik.com/2015/02/an-intimacy-vol6-sesak-pengap-namun.html
0 komentar:
Posting Komentar
Kirim kan segala pertanyaan, kritik, dan saran via e-mail @ arhie_ashari@yahoo.com